Senin, 08 Oktober 2012

0 Pertemuan Singkat Part 8

deg.. deg.. deg.. entah keanehan apa yang terjadi apda diri nozha ditengah rasa antusias mendengarkan nasehat nara sumber jantungnya begitu tersa berdetak lebih kencang..
tanpa sadar otak dan indra penglihatanya tiba-tiba memperhatikan keadaan sekitar keanehan yang luar biasa ditengah hingar bingar tepuk tangan, tawa lepas dan kerasnya suara speaker di aula namun seketik
a itu pula hati nozha terasa damai sunyi seolah-olah tiada orang lain ataukah hanya perasaanya saja. matanya masih menerwang kesegala sudut ruang..
detak jantung itu kian mengencang kala pandanganaya tertuju pada salah satu audiens.

"oh my god.. ".
ekpresi keheranan dan rasa tak percaya bercampur aduk dengan kenangan masa lalu. memutar waktu yang telah lama berlalu.
"tunggu-tunggu apa benar itu sheila". nozha semakin penasaran
"fan-fan.. coba kamu tengok bangku depan sendiri pojok kiri itu, apa bener itu sheila?"
seketika itu pula pandangan fandi menuju arah yang ditunjuk nozha. fandi pun memperhatikan dengan jelih sosok perempuan itu.
"wah.. iya nozh.. itu sheila kayaknya!. entar aja kamu samperin dia."
"habis ini kan acarfanya udah kelar nozh".

hati nozha semakin tak karuan pikiranya kini tak lagi fokus pada semminar. perlahan ia mengingat kembali pertemuan trakhir kali 7 bulan yang lalu dengan sheila.

"maaf ya mas.. sepertinya ini adalah jalan yang terbaik buat kita!"
"aku gak bisa menolak keinginan kelurgaku dan aku juga berat sebenarnya jika kita harus berpisah".
tanpa kata-kata nozha hanya diam mendengar sheila berbicara. ekpresi senyum dan pandangan tatapan yang tajam ke arah sheila.
"sheil.. sebenarnya aku tak ingin kisah kita ini harus seperti ini! mas.. gak nyalahkan pean sheil.."
"jika menurut mas.. kita jangan putus sheil!"
"tapi, mas.."
sheila pun tak bisa melanjutkan kata-katanya itu ketika jari telunjuk nozha mengarah ke bibirnya.
"sheila, percaya pada takdir.. jjika kita bisa menjaga cinta ini maka pasti kita bisa bersatu!"
nozha pun semakin bersikeras untuk memeprtahankan hubunganya dengan sheila agar tetap bisa terjalin.
perlahan air mata pun jatuh tak terhankan.. mengalir bak aliran singai mebashi wajahnya yang putih..
perlahan tubuh sheila pun bersandar pada bahu nozha, kedua tangan mereka saling merapatkan genggamanan.

to be continue... (A.F.L)

Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar

Search