Senin, 08 Oktober 2012

0 Perkenalan Singkat Part 4

"nozh.. setelah ini kamu ada kuliah lagi tdak.." sapa fandi teman sejurusan.
"knapa emang fan!"
"ikut aku ada seminar di brawijaya tetang mahasiswa berwirausaha".
"ehmm...."
"alah udah gak usah berfikir panjang , kayak filosof aja!". potong fandi.
"oke dech.. tapi entar aku dibonceng ya?"
"heem.. beres".

nozha adalah mahasiswa semester empat jurusan ekonomi. dia hijrah ke malang dengan harapan bisa mewujudkan cita-citanya sejak kecil meski berasal dari kelaurga yang pas-pasan namun semangat nozha untuk menimba ilmu di perguruan tinggi begitu kuatnya.


"nak, apa bener kamu ingin melanjutkan kuliah ke malang. ibu mu ini tidak punya biaya untuk melanjutkan keinginan mu untuk terus berskolah lebih tinggi lagi."
"ibu.. tidak usah kwatir yang penting ibu mendoakanku agar diberi kemudahan supaya cita-cita anakmu ini bisa terwujud".

raut muka yang terlihat kriput daripada usia sebernya ini menteskan air mata sambil membelai kepala anak semata wayangnya yang sedang bersimpuh dipangkuan ibunya. tiada kata-kata yang keluar namun dalam hati si ibu berdoa dengan tulus dan penuh keikhlasan agar semua yang dicita-citakan anaknya dapat terwujud. doa yang langsung menggaung di langit.. ya, doa seorang ibu.. doa yang menjadi penghubung antara hamba dengan Tuhan.. doa yang seketika itu di dengar oleh Sang Maha Mendengar.

mereka larut dalam suasana ikatan batin yang mendalam. semua keluh kesa tetntang dunia mereka tumpahkan dalam untaian doa dan kasih sayang yang membuat iri smua malaikat langit. doa ibu kepada anak. ridho seorang ibu kepada anak.
"nak.. ibumu ini hanya bisa mendoakanmu agar engaku selalu dioberi kemudahan untuk menggapai cita-cita yang nozha impikan. mungkin untuk menambah biaya kkuliahmu ini ibu akan menjual bebrapa perhiasan tingglan bapakmu jika memang nanti kurang tanah dibelakang rumah itu akan ibu jual".

mendengar ucapan ibunya itu nozha.. semakin tak berdaya dan tanpa sadar air mata pun menetes deres. bagaiman tidak karena stelah ayahnya meninggal ibunya lah yang bekerja mati-matian untuk menghidupinya. dia berdagang nasi pecel dan rawon didepan rumah. meskipun penghasilanya tidak terlalu besar namun sudah bisa untuk bertahan hidup.

To be continue...  (A.F.L)


Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar

Search