Senin, 08 Oktober 2012

0 Pertemuan Singkat Part 11

aku tak ingin mendengar lagi bahkan melihat kesedihan dalam hidupmu..
kesedihanmu itu adalah sayatan luka yang merobek penyesalanku krn keterlambatanku.

tangismu itu adalah derita seumur hidupku karena aku tidak mau mengerti engaku sedari dulu.

kini, hanya doa dan keikhlasan yang seutuhnya untuk melepas apa yg dinamakan cinta.. apa yang dinamakan sayang.

biarlah ketrl
ambatan ini sebagai konsekwensiku..
maka aku tak berhak mengusikmu lagi..
kecuali Tuhan mempertemukan kita lagi.

dua insan yang saling mencintai itu pun akhirnya memtuskan untuk mengambil jalan yang terbaik yakni atas nama cinta dan ketulusan yang mereka ikrarkan.

"naisheila.. jika memang pean menghendaki kita untuk berpisah maka mas.. kan terima... tapi jangan katakan berpisah karena hakekatnya kita tak ingin saling menjauh... "
"kita terpisah... ya, terpisah oleh keadaan. bukankah dengan menajalani semua ini dengan Tulus maka akan ada hikmah yang begitu besar".
"biarlah takdir yang menuntun langkah kita"
"Tuhan tlah menyipakan yang terbaik".
"jika kita memang terbaik maka kan dipertemukan pula".

naisheila semakin menggengam erat tangan nozha disusul dengan pelukan yang kuat. nozha tak dapat berkata apa-apa lagi. mereka terhanyu dalam suasana sahdu nan kelabu.

'"gak tau mas.. aku bingung".
tangisan nai semakin deras.
"sayang gak boleh bersedih gitu..".
"jika memang sheila ingin berbakti ma orang tua maka turuti aja perintah mereka".

tiba-tiba HP sheila pun berbunyi.. setelah ia buka inbox ternyatra sms dari papanya yang menanyakan keberadaanya sekarang.

"mas.. kayaknya aku harus pulang, ini papa sedang menayakan keberadaanku".

"kita harus tetap tegar sheil...meskipun waktu belum berpihak pada kita".

to be continue..


Related Post:

0 komentar:

Posting Komentar

Search