Gus Dur; Memuliakan Manusia, Menjaga Indonesia.
Gus Mus mengawalii ceramah dengan memuji Gus Dur ‘dia tak peduli
dipandang jelek oleh orang, tapi yang terpenting dipandang baik oleh
Allah.’
Gus Mus mengingatkan bahwa riuhnya masyarakat hingga saat ini terhadap Gus Dur karena kecintaan Gus Dur pada masyarakat.
Gus Mus kemudian menuturkan, bahwa Gus Dur berulang-ulang memberi
pesan: kita adalah orang Indonesia yang beragama Islam, bukan orang
Islam yang kebetulan ada di Indonesia. Tak seperti Nurdin M. Top yang
berani ngebom Indonesia. Dia bukan orang Indonesia. Jadi, kalau ada
orang Indonesia mau merusak Indonesia, yo kebangeten.
Warga NU,
kata Gus Mus, tak banyak yang mengenal paham-paham seperti yang
diketahui Gus Dur. Nasionalis, Marxis, Komunis, dan -is -is lainnya.
Jadi ketika warga NU ditanya kenapa cinta Indonesia, jawabnya sederhana:
kami cinta Indonesia, karena ini tanah air kami, kami lahir di sini.
Gus Mus sempat menyindir soal ‘sertifikasi ‘ulama’. Kata beliau: Andai
Pak Quraish dapat wewenang untuk memberi predikat sertifikasi, tentu
yang pertama disertifikasi adalah Gus Dur. Kalau baru tiga bulan mengaji
lalu ketahuan produser tivi kemudian mendadak jadi ustadz atau kiai, ga
perlu dapat sertifikasi.
Gus Mus menuturkan, Gus Dur menyerap
banyak ilmu dari mana-mana. Kiai-kiai besar menjadi gurunya. Antara lain
KH. Wahab Chasbullah (Tambak Beras), KH. Ali Ma’shum, Mbah Imam dan
Mbah Zubair (Sarang), Kyai Chudlori (Tegalrejo). Dan ilmu yang
dipelajari pun lengkap mulai nahwu, fiqih, ushul fiqih, falsafat hingga
tasawuf.
Ustadz dan Kiai jaman kini,mungkin ngajinya baru
sampai bab ghodhob (marah) sudah berhenti buat muncul di tivi. Padahal
bab-bab berikutnya masih ada tawadhu, dan sebagainya. Jadi wajar kalau
adanya sedikit-sedikit marah. Gus Mus membandingkan.
Mudah
untuk menilai ustadz/kiai layak memperoleh sertifikasi atau tidak.
Ciri-cirinya gampang, kalau dia kagetan berarti tak pantas. Kagetan yang
bagaimana? Lady Gaga mau datang ke Indonesia, kaget terus ribut. Ada
film nyeleneh dikit, kaget terus ribut lagi.
Gus Mus
menyarankan hadirin, banyaklah belajar dari beliau. Sekarang sudah
banyak buku beredar yang menulis tentang Gus Dur. Baik sebagai
nasionalis, presiden, pluralis, kiai bahkan sebagai seorang Zahid (yang
zuhud, lepas dunia)
Kemudian Gus Mus menekankan pada buku tentang kezuhudan Gus Dur . Beliau bercerita:
“Dulu Gus Dur gelandangan -saya tahu karena dulu saya juga gelandangan-
dari Mesir-Kairo, Jakarta, sampai jadi Presiden. Sering pindah-pindah
rumah. Hebatnya lagi, Gus Dur ini tak pernah punya dompet. Masih mending
saya punya dompet dua…”, Gus Mus ngendikan.
Gus Mus kemudian
berdalil. Ada hal yang lebih baik dari memberi uang. Apakah itu? Memberi
utang. Sebab. Ketika kita memberi uang belum tentu yang diberi adalah
orang yang butuh. Tapi kalau utang, jelas-jelas yang berhutang adalah
orang yang butuh. Lha wong sampai bela-belain utang.
Nah, di sini Gus Mus menceritakan lagi satu kehebatan Gus Dur.
Gus Dur pernah ditipu. Gus Mus yakin bahwa Gus Dur tahu kalau ditipu.
Kemudian bertanya: ‘ngerti ditipu koq yo sih mbok wehi?’, tanya Gus Mus.
Lalu jawab Gus Dur, mengutip yang dalil di atas: ‘lho, lha wong memberi
utang pada yang berutang aja lebih baik, apalagi ini? Saya ngasih sama
orang yang sampai bela-belain menipu. Opo ra tambah apik?’
pesan yang disampaikan Gus Mus, di antaranya :
1. Mengikuti cara Gus Dur berzuhud itu terlalu berat. Kita ini
orang-orang yang cinta dunia jadi sangat sulit untuk kemudian menjadi
zuhud. Kalau mau mengikuti jejaknya, minimal hiduplah sederhana. Madyo.
Dalam apapun termasuk dalam beragama.
2. Jangan hanya ‘bersemangat’
mencintai Allah, tapi berusahalah mengenal Allah. Mengaku-aku cinta tapi
bikin rusuh di mana-mana, padahal Allah itu Ar-rahman, Ar-rahiim,
Al-Lathiif.
3. Muliakanlah sesamamu. ‘wa laqod karromnaa bani
aadama’, sungguh Kami (Allah) memuliakan bani adam. Bani Adam yaitu
manusia, apapun bentuknya. Maka jika kita mengaku cinta Allah,
muliakanlah manusia.
Ada cerita-cerita lain yang diselipkan dalam tiap nasehat tadi.
1. Menceritakan salah seorang utusan yang hendak membongkar mihrab
masjid, sebab dianggap tidak sesuai dengan kiblat semestinya. Gus Mus
ngendikan: Lha koq repot, kalau masalah arah kan bisa kita yang
memiringkan sajadahnya. –mencontohkan sederhana dalam beragama-
2. FPI-an dan orang-orang yang malah mengajak Allah untuk berkampanye. Kebangeten, kata Gus Mus. –contoh mengenal Allah-
3. Saat Gus Dur lengser, sudah banyak pemuda menghimpun pasukan untuk
‘memprotes’ pelengseran beliau. Andai saja beliau memberi perintah:
berangkat!. Mungkin hancurlah Jakarta. Sebab jumlahnya berlipat-lipat
dari FPI yang sudah bisa merusak sana-sini. Tapi Gus Dur menolak. Sebab
apa? Sebab beliau cinta Indonesia.
Diatas adalah kutipan
ceramah KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) dalam peringatan 1000 hari wafatnya
KH.Abdurrahman Wachid (Gus Dur) rahimahullah malam ini.
Setelah
Gus Mus merampungkan ceramahnya, Habib Syech melanjutkan sholawat dan
kemudian bersama menyanyikan Lagu Indonesia Raya. Ditutup dengan
bersama-sama makan nasi kebuli. Karena ini memperingati 1000 hari Gus
Dur, maka disediakan kejutan untuk jamaah ada 1000 nampan yang berisi
nasi +daging kambing,1 nampan untuk 5 orang
Related Post:
Related Posts To This Article :
0 komentar:
Posting Komentar